Toge Goreng Hj. Omah yang Legendaris
Toge goreng Hj. Omah |
Sekilas Tentang Toge Goreng Bogor
Untuk kamu yang belum mengenal toge
goreng, ijinkan saya sedikit menjelaskannya disini. Toge goreng merupakan
panganan khas Bogor yang terdiri dari potongan tahu, lontong, mi kuning, toge
rebus, kemudian diguyur dengan saus kental yang terbuat dari olahan oncom dan
tauco. Toge goreng akan semakin nikmat dengan tambahan topping remukan krupuk
mi yang renyah. Kecap dan sambal juga akan menambah citarasa kelezatan panganan
ini.
Tapi tahukah kamu, bahwa toge goreng
yang kita kenal saat ini ternyata sudah mengalami banyak pergeseran rasa. Sebenarnya,
toge goreng merupakan tiruan spaghetti yang dikreasikan oleh orang Tionghoa,
menyesuaikan citarasa lidah mereka. Tahu digunakan sebagai pengganti daging.
Dan alih – alih pasta tomat yang masam,
orang Tionghoa menggunakan saus berbahan dasar tauco yang juga masam sebagai
penggantinya. Namanya juga bukan toge goreng, melainkan toge mi.
Saat makanan ini dikenalkan di bumi
Pasundan pada abad ke 18 lalu, orang Pasundan memodifikasinya lagi dengan
penambahan oncom pada sausnya agar lebih familiar dengan lidah lokal. Namanya
juga berganti menjadi geco, atau toge tauco. Inilah cikal bakal toge goreng
yang kita kenal sekarang. Sedangkan nama toge goreng sendiri, konon berasal dari
para wisatawan yang mencicipi panganan ini saat bertandang ke kota Bogor. Kuali
yang digunakan untuk mengolah tauge, dipikir mereka digunakan untuk menggoreng.
Padahal taugenya direbus dengan sedikit air agar didapat tekstur crunchy. Dan akhirnya, hingga kini kita
mengenal geco sebagai toge goreng.
Toge Goreng Ibu Hj Omah yang legendaris di kota Bogor
Dari dulu saya memang selalu suka
dengan panganan berbahan dasar tahu dengan saus bumbu tradisional. Di Bogor,
saya menemukannya dalam wujud toge goreng. Buat saya, toge goreng punya
citarasa yang unik.
Saya sendiri sudah mencicipi berbagai
toge goreng di kota bogor. Bahan dasar tahu, mi kuning dan tauge kurang lebih
tak ada yang berbeda. Jadi yang membedakan rasa toge goreng yang satu dengan
yang lain adalah pada saus tauco oncomnya.
Umumnya, saus tauco oncom pada toge
goreng memiliki rasa masam. Ada yang masamnya samar, ada juga yang kuat.
Mungkin itu sebabnya toge goreng ini tak bisa diterima oleh lidah semua orang.
Contohnya suami saya yang langsung mengerutkan alis saat mencicipi toge goreng
pertamanya, dan sedikit enggan ketika di kemudian hari saya mengajaknya untuk mencoba
toge goreng yang lain.
Konsistensi saus antar penjual toge
goreng juga berbeda – beda. Ada yang kental, ada juga yang sedikit encer. Ada
penjual yang tidak meniriskan togenya terlebih dahulu, sehingga toge goreng
menjadi sedikit berair dan berkurang kelezatannya. Ada saus oncom tauco yang
rasanya cenderung asin, dan sebagainya.
Awalnya juga saya tidak terlalu
mengidolakan toge goreng. Tapi setelah mencicipi Toge Goreng Ibu Hj. Omah yang
biasa mangkal di Jalan Sudirman Bogor, saya jatuh hati sekali dengan rasanya.
Saya rasa banyak orang yang juga berpikir demikian, karena terbukti setiap kali
jajan ke warung Ibu Hj. Omah, warung ini selalu ramai oleh pembeli.
Padahal warung Toge Goreng Ibu Hj.
Omah sendiri tidaklah istimewa. Jangan berharap Wi – Fi gratis, karena di
warung ini kita tidak bisa nongkrong dan ber chit chat manja sambil bersantai menikmati sepiring toge goreng
yang lezat. Warungnya sempit dan ‘nyempil’.
Luasnya kurang lebih hanya seukuran 4x5 m dengan design ala warteg sederhana,
yang khas dengan meja panjang kecil menempel di dinding dan kursi panjangnya.
Jika bagian dalam sudah terlalu ramai dan padat pembeli, bagian luar warung
masih menyisakan sedikit ruang untuk menyantap toge goreng di tempat. Ruang
dapurnya yang terbuka, membuat semua pengunjung bisa menyaksikan sendiri
bagaimana toge goreng mereka diracik. Ya, semua orang datang kesini demi
sepiring toge goreng yang lezat, tak peduli bagaimana bentuk warungnya.
Telah berdiri sejak tahun 1970,
Firman, anak ibu Omah yang kini mengelola warung Toge Goreng Ibu Hj. Omah tetap
berusaha mempertahankan kualitas rasa. Bukan hanya dari pemilihan bahan baku
yang berkualitas saja, proses memasak juga dipertahankan orisinalitasnya. Sebagai
bukti, kita bisa melihat sendiri bahwa toge goreng di warung Ibu Hj. Omah tetap
dibuat dengan perkakas tradisional meski jaman semakin modern. Tungku untuk
memasak juga masih menggunakan bahan kayu bakar, agar aroma masakan lebih
wangi.
Yang paling special disini tentu saja
citarasa toge gorengnya yang lazis. Menurut saya, perpaduan oncom, tauco dan
bumbu – bumbu pada sausnya benar – benar ngeblend.
Menghasilkan saus dengan perpaduan rasa manis, gurih dan pedas yang pas.
Gurihnya saus membuat saya mengira ada potongan daging di dalamnya, padahal itu
hanya olahan oncom. Jejak tauco pada sausnya juga tidak begitu tajam. Anda
bahkan tidak akan menyadari bahwa sausnya terbuat dari campuran tauco, sehingga bagi Anda yang
kurang menggemari tauco bisa menikmati toge goreng ini tanpa harus
mengernyitkan dahi. Suami saya yang skeptic dengan masakan berbahan dasar tauco
juga mengamini bahwa saus toge goreng di warung Hj. Omah rasanya enak, tak
seperti toge goreng kebanyakan. Ternyata, bumbu tauco yang digunakan bukanlah
tauco umum yang dijual di pasaran.
Melainkan, dibuat sendiri oleh ibu Omah dengan resep rahasia alias homemade. Pantas saja bila rasanya bisa
begitu istimewa.
Jika memesan untuk dibawa pulang, bungkusan
yang akan Anda pulang akan tampak berbeda karena warung Ibu Hj.Omah menggunakan
daun patat sebagai media pembungkus toge gorengnya. Daun patat adalah daun
pohon umbi garut yang bentuknya memanjang seperti daun pisang, namun berukuran
kecil. Cara membungkusnya juga unik. Yaitu 2 buah daun patat ditumpuk
bersilang, setelah toge goreng diletakkan dibagian tengah, ujung – ujung daun
patat ditarik ke atas kemudian disimpul dengan serat bambu. Hasil akhirnya
bentuk bungkusan yang unik dan compact.
Daun patat ini katanya digunakan untuk menjaga citarasa toge goreng agar tak
banyak berubah meski disantap di rumah.
Kelezatan toge goreng Hj. Omah ini
membuatnya sering kebanjiran pesanan atau kunjungan dari para wisatawan. Bahkan,
toge goreng Hj. Omah pernah diboyong ke Istana Bogor untuk melayani peserta
rapat kabinet kerja pada tahun 2017 lalu.
Seporsi Toge Goreng Ibu Hj. Omah saat
ini dibanderol dengan harga 17 ribu rupiah. Sebenarnya cukup pricey untuk harga makanan kaki lima,
meski begitu tetap sebanding dengan kelezatan rasanya. Jangan lupa juga dengan
krupuk mie seharga 8 ribuannya yang juga
berbeda dengan krupuk mie yang lain. Dijamin cocok banget.
Penasaran dengan Toge Goreng Ibu Hj.
Omah yang legendaris ini? Datang saja ke lokasinya di Jalan Sudirman no 23 A
Bogor.
0 Response to "Toge Goreng Hj. Omah yang Legendaris"
Post a Comment